UPACARA ADAT WATU MANTEN KALI JIRAK
@ws 06 Agustus 2018 13:18:04 WIB
Semanu. Desa Budaya Semanu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul beberapa pekan yang lalu mewakili Kabupaten Gunungkidul untuk mengikuti loma upacara adat di Alun-alun Wates Kabupaten Kulon Progo. Adapun tema yang diambil dalam upacara ini adalah “Watu Manten Kali Jirak” .
Apakah upacara adat Watu Manten Kali Jirak itu ? Cerita Rakyat yang menceritakan tentang sebuah kerajaan Alas Kali Jirak yaitu Kanjeng Ratu Sekar Cendani mempunyai Putri yang sangat cantik parasnya yaitu Nini Pantarwati. Ratu Sekar Cendani mempunyai prajurit lelembut yang kuay yaitu Digya Kala Gus Bandhil, Gus Serut, Gus Langkap, Gus Kerek, Gus Comber, Gus Geni lan Gus Kerikil. Nini Pantarwati pada masanya telah jatuh cinta kepada seorang manusia dengan nama Sutej. Sutejo itupun merupakan putra dari seorang Kyai Singo Wijoyo yang bertempat di Kemadang. Ratu Sekar Cendani tidak merestui hubungan keduanya karena memang alam yang berbeda. Tetapi Nini Pantarwati dan Sutejo telah sama-sama saling mencintai dan tidak dapat dipisahkan lagi. Dan akhirnya Ratu Sekar Cendani mengutuk Nini Pantyarwati dan Sutejo menjadi batu. Yang hingga saat ini watu tersebut diberi nama Watu Manten Kali Jirak.
Watu Manten Kali Jirak ini adalah sebuah mitos yang menggambarkan bahwa setiap pasangan calon pengantin harus memberikan sesembahan di sebuah watu manten yang berada di Kali Jirak ini. Setiap calon manten harus membuat ritual ini apabila menginginkan kehidupan rumah tangganya baik-baik saja dan langgeng selalu. Beberapa mitos yang pernah ada adalah apabila seorang pasangan pengantin berani melewati jembatan kali jirak ini sebelum waktu yang ditentukan maka kehidupan rumah tangganya tidak akan bahagia dan berakhir dengan kehancuran. Rumah Tangganya akan penuh dengan pertengkaran dan tidak harmonis lagi.
Kembali lagi ke masing-masing personil, semua ini hanyalah mitos dan sebagai warisan budaya leluhur yang patut kita lestarikan agar tidak punah. Semua hal diserahkan kembali kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa, semua kehidupan rumah tangga baik buruknya tergantung dari masing-masing pasangan. Semakin lama berlaut maka gelombang akan semakin besar, maka tergantung dari pribadi itu sendiri.
Komentar atas UPACARA ADAT WATU MANTEN KALI JIRAK
Alhamdulillah mboten hehe
Penulis pasti juga menghindari jembatan jirak, setelah menikah dan sebelum 40hari pasca menikah
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |